Pages

Jumat, 27 September 2019

Peran Teknologi Sebagai Penunjang Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0


Saat ini, dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. atau revolusi industri dunia ke-empat dimana teknologi telah menjadi sesuatu yang tidak dapat di lepaskan dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi  tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan.

Dalam ranah pendidikan, Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari pendidikan 3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak dan hal lain dengan E di depannya.

Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan revolusi industri keempat dimana manusia dan mesin di selaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.
Berbicara masalah revolusi industri 4.0 dan kaitannya dengan pendidikan  tentu saja dunia pendidikan adalah hal yang utama dan sentral untuk mengikuti arus revolusi industri ini karena akan mencetak dan menghasilkan generasi-generasi berkualitas yang akan mengisi revolusi industri 4.0. Pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar, pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi kreatif berbagai bidang.
Revolusi industri 4.0 telah merubah berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Tidak bisa di pungkiri bahwa teknologi multimedialah yang saat ini mampu menarik perhatian lebih dari siswa daripada pembelajaran dengan metode klasikal yang cenderung kuno. Hal tersebut karena dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih dinamik.

Dengan berkembangnya teknologi multimedia, unsur-unsur video,bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Sekarang ini, materi PBM telah banyak ditemukan di pasaran baik berbentuk CD ataupun DVD. Di tambah lagi dengan semakin berkembang pesatnya internet yang membuat segalanya semakin tidak terbatas. Kondisi yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. (Boettcher, 1999).

Teknologi seakan menjadi nyawa dalam pendidikan di era ini karena tanpa teknologi, pendidik telah tergantikan oleh robot. Dengan seperti itu, di kembangkanlah berbagai media pembelajaran dengan berbasis teknologi yang biasa di sebut E-Learning. E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran.(Daryanto, 2010). Pada program ini pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan menyediakan sebuah situs  / web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap, baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui e-learning dapat di deteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana kemajuan belajarnya,  berapa skor hasil belajarnya.

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, Indonesia harus segera berbenah dan melakukan banyak inovasi khususnya dalam bidang pendidikan. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan ialah dengan menggalakkan teknologi informasi sebagai media pembelajaran seperti teknologi multimedia dan e – learning. Memang tidak semua guru paham dan mengerti tentang perkembangan teknologi tersebut maka dari itu di butuhkan peran pepmerintah dalam mensosialisasikan apa saja yang di butuhkan guru untuk menghadapi revolusi industri 4.0


Minggu, 15 September 2019

Sejatine Manungso Urip



Sejatine manungso urip iku songko hayang hayange dewe , yoiku atine kang manunggal dening Gusti Allah kang Maha Tunggal. Kewibawaan seorang hidup itu dari perilakunya sendiri, jika perilakunya sendiri adalah hangkara murka mongko hayang hayange yoiku rosone atine teleng ing gesang inggih meniko bakal sengsoro ono ing neroko. Lan sebaliknya dikala orang ini hidupnya dalam kesempurnaan batin yaitu insan kamil maka hatinya senantiasa di hiasi dengan pesona yang indah dalam dekapan jannah.

Ajine manungso urip iku songko hayang hayange dewe, matine kang manunggal deneng Gusti Allah kang Tunggal. Yo rasa ilmune wong iku tatkala mangucap lafad suci kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammad Rasullullah. Ora iso  manjing ing rasane ora biso nginep ing griya. Owalah ngger  kabeh siro anak putu adam mugo siro dadi manungso sejati sejatine manungso.  Manungso sejati kateges biso mbedaaken sifat iro tumrap jalmo liyo lan rojo koyo, tumrap  manungso lan hayawan. Yen dadi manungso sejati iku yo biso milah yo biso milih. Ananging ora biso milehake. Bisoho ngakoni salah kendel rumongso salah.

Sing di arani wong sakti iku dulur, eleng eleng. eleng dengan kata kata indah ini. Sing di arani wong sakti iku dulur Wong kang sabar ngalah. Ojok bekiteten atine, ojok ngamuk an, seng ajer seng ajer. Sejatine manungso iku kateges manunggaling roso. Roso sejati sejatine roso. Roso cipto ciptone roso senajan kang moho kuwoso kawedar kelawan biyung lan bopo. Nandar ben sukmo kelawan bungkus badan iro. Sejatine rupo iku piningit ono ing ati,sak lebete ati lan ono ing lebet yoiku ono ing jerone ati melbet wonten sisihe ati jerone ati yoiku teleng e Qolbi. Lelakune batin iku dumunung ono ing sukmo melbet wonten dar siroo ruh.

Eleng, lelampahane sukmo meniko wonten ono ing saklebete roso kang cecambeneng dadi sawiji, nyawiji dados sak temene dzat. Ilingo dulur. Urip iki ibarate wayang, kadang di puji yokadang di uji. Yo kadang di keplek pkeplekno ono ing duwure panggung. Damare yoiku rembulan lan srengenge. Ten mriku wonten kelir  minongko alam ben awung awung sing nyonggo tanah cipto. Wonten mriku wonten debok yoiku bumi kang kateges kanggo ngadekno wayang yoiku bumi. Dalange yoiku kang murgeng dumadi yoiku jragan alam. Mlaku sak mlaku obah sak polah di obahno dalange. Yen wis mari purno lakoni, wayang dilebokno kotak dalange. Lelakone yoiku pramiksani.

Dulur, manungso iku sejatine mayit kang lumampah ing duwure bumi. Di lampahke pengerane. Milo dulur, wayang iku embane hayang hayang. Wayang iku embane wetone ayang ayang. Mongko ajine manungso urip iku songko ayang ayange dewe. Atine kang manunggal dening gusti Allah kang tunggal. Ojo wedi karo sopo sopo, wediho karo seng gawe sopo sopo.


Sabtu, 14 September 2019

Hidup untuk Belajar


      Pendidikan merupakan proses menggali dan menumbuhkan potensi dalam diri. Dalam kehidupan, suatu pendidikan sangat perlu dijalankan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki siswa pelajar ataupun mahasiswa. Untuk mengetahui potensi dalam diri peserta didik, maka perlu sebuah proses yaitu menggali setiap potensi yang dimiliki setiap peserta didik menggunakan pendidikan. Dan dengan pendidikan tersebut kita bisa menilai seberapa besar potensi dalam diri seseorang dan apakah seseoang tersebut berpotensi lebih dalam dirinya.
     Suatu potensi dalam diri seseorang tidak akan berkembang jika tidak didampingi atau diarahkan dengan bantuan atau fasilitas. Dan salah satu fasilitas adalah pendidikan. Dalam pernyataan sebelumnya, dengan pendidikan potensi-potensi dalam diri seseorang akan tersalurkan dan berkembang, jadi potensi yang dimiliki tidak hanya jalan di tempat.
    Proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kemauan untuk melakukan budaya belajar. Seperti yang di lakukan oleh Ibnu Sina yang di usia 10 tahun telah mampu menghafalkan Al Quran. Dan di usia remaja ia telah mampu melakukan berbagai hal hebat di antaranya tidak hanya belajar tentang teori kedokteran, akan tetapi juga menemukan metode baru pengobatan.
    Peserta didik seharusnya dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh Ibnu Sina bukan tentang perjalanan yang mulus, akan tetapi tentang pasang surutnya perjuangan untuk mendapatkan ilmu. Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles, yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Jauh malam, ia akan melanjutkan studi dan bahkan dalam mimpinya masalah akan mengejar dia dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata-kata itu dicantumkan pada ingatannya; tetapi artinya tak jelas, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di sebuah toko buku seharga kurang dari tiga dirham. Begitu besar kegembiraannya atas penemuannya itu, yang dibuat dengan bantuan sebuah karya dari yang telah diperkirakan hanya misteri, bahwa ia bergegas untuk kembali, berterima kasih kepada Tuhan dan diberikan sedekah atas orang miskin.
    Ibnu Sina berani mencoba dan terus mencoba dan memang seperti itulah kewajiban sebagai seorang muslim untuk selalu belajar, belajar dan belajar. Seperti dalam hadist Rosululloh “Tholabul ‘ilmi minal mahdi ila lahdi” yang artinya menuntut ilmu dari kandungan sampai mati. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya  belajar dan yang terpenting hidup untuk belajar dan menggapai ridho Allah dengan belajar.