Pages

Sabtu, 14 September 2019

Hidup untuk Belajar


      Pendidikan merupakan proses menggali dan menumbuhkan potensi dalam diri. Dalam kehidupan, suatu pendidikan sangat perlu dijalankan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki siswa pelajar ataupun mahasiswa. Untuk mengetahui potensi dalam diri peserta didik, maka perlu sebuah proses yaitu menggali setiap potensi yang dimiliki setiap peserta didik menggunakan pendidikan. Dan dengan pendidikan tersebut kita bisa menilai seberapa besar potensi dalam diri seseorang dan apakah seseoang tersebut berpotensi lebih dalam dirinya.
     Suatu potensi dalam diri seseorang tidak akan berkembang jika tidak didampingi atau diarahkan dengan bantuan atau fasilitas. Dan salah satu fasilitas adalah pendidikan. Dalam pernyataan sebelumnya, dengan pendidikan potensi-potensi dalam diri seseorang akan tersalurkan dan berkembang, jadi potensi yang dimiliki tidak hanya jalan di tempat.
    Proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kemauan untuk melakukan budaya belajar. Seperti yang di lakukan oleh Ibnu Sina yang di usia 10 tahun telah mampu menghafalkan Al Quran. Dan di usia remaja ia telah mampu melakukan berbagai hal hebat di antaranya tidak hanya belajar tentang teori kedokteran, akan tetapi juga menemukan metode baru pengobatan.
    Peserta didik seharusnya dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh Ibnu Sina bukan tentang perjalanan yang mulus, akan tetapi tentang pasang surutnya perjuangan untuk mendapatkan ilmu. Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles, yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Jauh malam, ia akan melanjutkan studi dan bahkan dalam mimpinya masalah akan mengejar dia dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata-kata itu dicantumkan pada ingatannya; tetapi artinya tak jelas, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di sebuah toko buku seharga kurang dari tiga dirham. Begitu besar kegembiraannya atas penemuannya itu, yang dibuat dengan bantuan sebuah karya dari yang telah diperkirakan hanya misteri, bahwa ia bergegas untuk kembali, berterima kasih kepada Tuhan dan diberikan sedekah atas orang miskin.
    Ibnu Sina berani mencoba dan terus mencoba dan memang seperti itulah kewajiban sebagai seorang muslim untuk selalu belajar, belajar dan belajar. Seperti dalam hadist Rosululloh “Tholabul ‘ilmi minal mahdi ila lahdi” yang artinya menuntut ilmu dari kandungan sampai mati. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya  belajar dan yang terpenting hidup untuk belajar dan menggapai ridho Allah dengan belajar.

0 komentar:

Posting Komentar