Pendidikan merupakan proses menggali dan
menumbuhkan potensi dalam diri. Dalam kehidupan, suatu pendidikan sangat perlu
dijalankan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki siswa pelajar ataupun mahasiswa. Untuk mengetahui potensi dalam diri peserta didik,
maka perlu sebuah proses yaitu menggali setiap potensi yang dimiliki setiap
peserta didik menggunakan pendidikan. Dan dengan pendidikan tersebut kita bisa menilai
seberapa besar potensi dalam diri seseorang dan apakah seseoang tersebut
berpotensi lebih dalam dirinya.
Suatu potensi dalam diri seseorang tidak akan
berkembang jika tidak didampingi atau diarahkan dengan bantuan atau fasilitas.
Dan salah satu fasilitas adalah pendidikan. Dalam pernyataan sebelumnya, dengan
pendidikan potensi-potensi dalam diri seseorang akan tersalurkan dan
berkembang, jadi potensi yang dimiliki tidak hanya jalan di tempat.
Proses pendidikan tidak akan bisa
berjalan tanpa adanya kemauan untuk melakukan budaya belajar. Seperti yang di
lakukan oleh Ibnu Sina yang di usia 10 tahun telah mampu menghafalkan Al Quran.
Dan di usia remaja ia telah mampu melakukan berbagai hal hebat di antaranya
tidak hanya belajar tentang teori kedokteran, akan tetapi juga menemukan metode
baru pengobatan.
Peserta didik seharusnya dapat
mencontoh apa yang dilakukan oleh Ibnu Sina bukan tentang perjalanan yang
mulus, akan tetapi tentang pasang surutnya perjuangan untuk mendapatkan ilmu. Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles,
yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada
pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu
lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan
buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai
hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Jauh malam, ia akan melanjutkan
studi dan bahkan dalam mimpinya masalah akan mengejar dia dan memberikan
solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari
Aristoteles, sampai kata-kata itu dicantumkan pada ingatannya; tetapi artinya
tak jelas, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat
oleh Farabi, yang dibelinya di sebuah toko buku seharga kurang dari tiga
dirham. Begitu besar kegembiraannya atas penemuannya itu, yang dibuat dengan
bantuan sebuah karya dari yang telah diperkirakan hanya misteri, bahwa ia
bergegas untuk kembali, berterima kasih kepada Tuhan dan diberikan sedekah atas
orang miskin.
Ibnu Sina berani mencoba dan terus mencoba dan memang
seperti itulah kewajiban sebagai seorang muslim untuk selalu belajar, belajar
dan belajar. Seperti dalam hadist Rosululloh “Tholabul ‘ilmi minal mahdi ila lahdi” yang artinya menuntut ilmu
dari kandungan sampai mati. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya belajar dan yang terpenting hidup untuk
belajar dan menggapai ridho Allah dengan belajar.
0 komentar:
Posting Komentar