Pages

Kamis, 21 November 2019

Menuju Indonesia Emas 2045: Perlukah Inovasi Dalam Pendidikan?




Di Negara berkembang seperti Indonesia, pendidikan formal menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan seseorang. Ukuran keberhasilan berpatokan pada tinggi atau rendahnya nilai yang didapat di sekolah. Paradigma seperti itulah yang menjadikan pendidikan di Indonesia susah untuk berkembang, bahkan bersain di dunia Internasional. Karena mental yang di bentuk ialah bagaimana hasil akhir dalam pendidikan, bukan proses dalam menjalani pendidikan itu sendiri.

Masalah tersebut di perparah dengan berbagai progam “coba-coba” dari pemerintah. Pemerintah saat ini masih berusaha meraba-raba bagaimana system pendidikan yang cocok di terapkan di Indonesia. Maka dari itu, terbentuklah Kurikulum 2013 hingga kurikulum 2013 Revisi. Akan tetapi, masih sangat banyak human error yang terjadi. Entah itu dari pihak siswa yang tidak mampu untuk mengikuti. Atau pihak guru yang tidak mampu mengikuti serta menciptakan inovasi sesuai tuntutan zaman.

Lalu mau di bawa kemana pendidikan Indonesia? Padahal tepat di tahun 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Dimana usia produktif lebih banyak daripada usia yang tidak produktif. Dan generasi yang sangat di tunggu, yaitu Generasi Emas. Yang seharusnya mulai diberikan bekal sejak saat ini agar mereka mampu bersaing di era yang lebih modern tersebut.

Untuk menghadapi tren dunia tersebut, Bangsa Indonesia harus segera menyiapkan diri.  Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah Indonesia telah memiliki peta jalan menuju Generaasi Emas Indonesia tahun 2045 dengan menetapkan sasaran pendidikan dalam tiga tahap, yaitu (1) tahap pertama (2016-2025), pembangunan pendidikan terfokus pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat, (2) tahap kedua (2026-2035), pembangunan pendidikan terfokus pada perwujudan manusia Indonesia yang mandiri, jujur, adil, dan makmur dengan prioritas penguatan pendidikan karakter, dan (3) tahap ketiga (2036-2045), pembangunan pendidikan terfokus pada peningkatan taraf pendidikan rakyat Indonesia yang unggul dan berdaya saing Internasional (Kemdukbud, 2018).

Untuk merealisasi berbagai tahap tersebut, di butuhkan metode sebagai jalan mencapai tujuan. Beberapa metode khususnya dalam bidang pendidikan telah banyak di kembangkan oleh para ahli. Salah satunya ialah metode pembelajaran menggunakan Metode Hybrid Learning atau Blended Learning. Sesuai dengan namanya, blended learning merupakan metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Metode ini mendukung siswa atau peserta didik untuk belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang sangat pesat ini. Dengan adanya blended learning, sekaligus melatih keterampilan 4C (Communication, collaboration, creative, critical thinking) sebagai bekal menghadapi ketatnya persaingan global.

Blended learning merupakan tren belajar masa depan. Hal ini di dukung dari berbagai faktor. Salah satunya ialah pergeseran bagaimana cara orang mencari sebuah informasi. Orang- orang saat ini seakan bergantung dengan mesin pencari google di saat ingin mengetahui sesuatu. Selain menghemat waktu, dengan seperti ini di rasa sangat efisien karena tidak membutuhkan banyak tenaga untuk belajar.

Belajar pun dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Lewat blended learning, seseorang dapat belajar dengan interaktivitas yang mendekati belajar langsung dengan tatap muka. Bahkan dapat dilakukan saat instruktur terpisah jauh. Tak hanya itu, seseorang dapat mengatur jadwal sendiri dengan instruktur.

Dengan melakukan berbagai inovasi tersebut, tidak hanya haasil akhir yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang. Akan tetapi proses yang terjadi akan lebih menjadikan pengalaman tertentu dari seseorang tersebut. Dengan seperti itu, perlahan paradigma tentang nilai yang menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang akan berganti dengan bagaimana proses seseorang tersebut dalam menjalani kehidupan. Karena di era Indonesia Emas tahun 2045 bukanlah nilai yang menjadi patokan. Akan tetapi seberapa besar pengalaman seseorang tersebut.

Selasa, 12 November 2019

Memupuk Karakter Sabar melalui Permainan Tradisional



Sabar merupakan sebuah sikap menahan diri dari sesuatu yang tidak di harapkan. Dalam Bahasa Indonesia sabar didefinisikan dalam dua makna. Pertama, sabar merupakan tahan dalam menghadapi cobaan sehingga membuat manusia tidak ceoat marah. Kedua, sabar merupakan sikap tenang, tidak mudah tergesa-gesa, dan terburu-buru. Mennurut Ibnu Qayyim sabar ialah menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota tubuh dari tindakan-tindakan yang mengganggu serta mengacaukan diri sendiri dan orang lain.

Sabar merupakan karakter yang harus di tanamkan dengan kuat pada anak usia dini. Hal ini bertujuan untuk membiasakan sang anak untuk tetap menahan dengan ikhlas apabila ekspetasi berbanding terbalik dengan realita. Cara terdekat untuk menanamkan sikap sabar pada anak ialah melalui permainan tradisional.

Banyak sekali permainan tradisional yang dapat membentuk karakter sejak usia dini. Salah satunya ialah Engklek. Engklek yang nama aslinya ialah Sondah Mandah merupakan salah satu permainan yang di adaptasi dari bahasa Belanda berarti Sunday Monday. Nama Sunday Monday karena 7 kotak yang di gunakan dalam permainan melambangkan 7hari dalam satu minggu.

Dalam hubungannya dengan karakter sabar, peneliti UGM Subandi (2011) menyatakan ada 9 konsep sabar yaitu, 1) Pengendalian diri 2)Sikap bertahan dalam situasi sulit 3)Perilaku untuk menerima kenyataan 4)Sikap untuk berpikir panjang 5)Sikap gigih atau tidak putus asa 6)Sikap tenang, tidak buru-buru 7)Sikap memaafkan 8)Sikap ikhlas 9)Sikap menahan emosi. Keseluruhan konsep tersebut dapat di implementasikan melalui permainan tradisional khususnya engklek. Berikut penjabaran secara rincinya:

1). Pengendalian diri

Dalam permainan engklek, anak akan berusaha sedemikian rupa mengatur dirinya sendiri untuk terjaga tetap dalam kebaikan. Seorang anak harus berpikir ulang apabila ingin melempar senjata. Mereka harus dengan cermat memperkirakan dan mengontrol lemparan sehingga senjata dapat dengan tepat masuk kedalam kotak. Dalam hal ini kontrol atau pengendalian diri sangat di butuhkan agar tujuan yang di inginkan dapat tercapai.

2). Sikap bertahan dalam situasi sulit

Dalam pengertian ini, seseorang yang sabar harus memiliki sikap bertahan walaupun dalam situasi sulit. Salah satu contohnya ialah di saat seluruh teman telah mendapat rumah, maka akan kesulitan menjalankan giliran untuk jalan. Karena, harus melewati rumah atau kotak dari pemain lain. Dalam hal ini di butuhkan kesabaran serta berusaha untuk melawan dan bertahan dari segala macam kesulitan yang ada.

3). Perilaku untuk menerima kenyataan

Setiap permainan selalu ada yang menang serta kalah. Dengan bersikap sabar, maka akan muncul perilaku untuk menerima kenyataan. Kubler Ross menyatakan ada beberapa tahan untuk menerima kenyataan antara lain denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Sikap sabar yang di tunjukan akan mempercepat seseorang menuju tahap acceptance atau penerimaan terhadap kenyataan.

4). Sikap untuk berpikir panjang

Sabar dapat membuat seseorang berppikir panjang. Dalam permainan, di butuhkan pemikiran logis. Bagaimana strategi ke depan agar dapat memenangkan permainan. Misalnya memikirkan cara melempar harus berjinjit atau tahan nafas saat senjata di layangkan. Seseorang dapat menjadi mendoktrin energi positif dengan adanya sikap seperti ini. Namun, terkadang keputusan yang tercampur dengan emosi menjadikan sikap ini luntur.

5). Sikap gigih dan tidak mudah putus asa

Sabar akan membentuk pribadi seseorang menjadi gigih dan tidak mudah putus asa. Dalam permainan, tentunya selalu ada pemain yang tertinggal atau kalah. Dengan memiliki sikap sabar, maka pemain yang kalah akan merasa terpacu untuk lebih optimis serta gigih untuk berjuang membalik keadaan. Caranya dengan menyusun ulang berbagai strategi yang ada. Dengan sabar akan membentuk seorang sosok yang pejuang.

6). Sikap tenang, tidak terburu-buru

Dengan memiliki sifat sabar, akan membuat seseorang akan berhati-hati dalam mengambil sikap. Sabar menjadikan kepribadin seseorang menjadi lebih tenang. Dalam permainan, setiap pemain akan tetap tenang dalam menjalani permainan. Dengan tenang dan tidak terburu-buru, perjalanan menuju kemenangan akan semakin jelas terlihat. Misalnya dalam melempar, apabila terburu-buru arah lemparan tidak akan terarah. Maka, di butuhkan ketenangan untuk dapat bermain dengan baik.

7). Sikap memaafkan

Dalam permainan, terkadang ada seseorang yang bermain curang. Di butuhkan kesabaran untuk menunjukan sikap memaafkan dalam menyikapi hal tersebut. Sikap memaafkan bukan berarti kalah akan tetapi untuk kebaikan sendiri. Salah satu contohnya ialah apabila ada seorang pemain menjatuhkan dua kaki dalam satu kotak yang bukan rumahnya. Akan tetapi ia tidak mau mengaku. Maka di butuhkan sikap sabar untuk dapat memaafkan sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak di inginkan.

8). Sikap ikhlas

Sikap ikhlas merupakan representasi dari kesabaran yaitu dapat menerima apapun yang terjadi. Dalam hal ini menang kalah merupakan hal biasa. Maka dari itu, ikhlas dan sabar akan membentuk individu yang luar biasa.

9). Menahan emosi

Kesabaran akan menjadikan emosi dari seseorang menjadi lebih stabil. Seperti yang telah di jelaskan dalam poin-poin di atas, setiap ada kecurangan di haruskan sabar. Dengan sabar maka emosi akan stabil sehingga membuat pemain lain nyaman untuk melanjutkan permainan tanpa ada perselisihan yang berkepanjangan.

Banyak sekali nilai-nilai dan juga makna yang terkandung dalam permainan tradisional. Permainan tradisional juga dapat di jadikan sebagai media pembelajaran sekaligus wadah untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa. Memang tidak dapat di pungkiri lagi, teknologi yang semakin pesat merambah berbagai sektor hingga ke permainan anak menjadi tantangan tersendiri. Permainan tradisional harus tetap di lestarikan karena inilah budaya asli bangsa Indonesia.


Sabtu, 09 November 2019

Punakawan: Sosok Teladan Yang Hampir Terlupakan




Indonesia saat ini telah memasuki revolusi industri dunia ke-4 atau sering disebut Revolusi industri 4.0. Segala sesuatu telah berbasis teknologi. Hingga pendidikan saat ini telah di dominasi oleh teknologi. Namun, ada satu pendidikan yang peraannya tidak dapat di gantikan oleh teknologi. Yaitu pendidikan karakter.

Saat ini, dalam kurikulum 2013 Indonesia telah menggaungkan tentang pendidikan karakter. Dalam artikel yang di rilis oleh laman Kemendikbud menyatakan terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber pancasila, yang mmenjadi prioritas pengembangan gerakan PPK; yaitu religius, nasionalisme, kemandirian dan kegotongroyongan. Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang dan membentuk keutuhan pribadi.

Banyak sekali jalan dan cara untuk membentuk karakter seperti di atas. Salah satunya ialah dengan meneladani kembali makna dari tokoh-tokoh pewayangan. Bangsa Indonesia dengan budaya yang sangat beragam telah mengajarkan tentang hakikat manusia yang manusiawi.  Sejarah bangsa ini telah membuktikan bahwa nenek moyang kita berjuang mempertahankan kemerdekaan bukan dengan bersikap curang atau permberian dari Negara lain. Akan tetapi sangat ironis, saat nilai-nilai perjuangan tersebut sedikit demi sedikit telah luntur. Padahal makna filosofis dari tokoh pewayangan mampu mengiringi setiap erak langkah manusia.

Ketika pendidikan menggaungkan pendidikan karakter, banyak dari tokoh pewayangan yang sangat menginspirasi, menginspirasi karena budinya, belas kasihnya, kebijaksanaannya serta kepemimpinannya. Dalam pagelaran wayang kulit pasti muncul 4 sekawan yang menjadi tokoh bijak, mulia, tak berpihak dan selalu berkata benar. Mereka adalah tokoh Punakawan.

Punakawan adalah 4 sekawan yang biasanya keluar di saat telah terjadi banyak kegaduhan. Mereka berperan sebagai penengah. Punakawan dalam bahasa jawa di ambil dari kata Pana yang artinya tahu dan Kawan yang artinya ialah teman. Artinya mereka tahu apa yang harus dilakukan saat membantu ksatria dalam dunia pewayangan. Anggota Punakawan ada empat orang yaitu Semar yang berperan sebagai ayah gareng, Petruk dan Bagong yang berperan sebagai anak dari Semar. Mereka adalah cerminan kelompok orang yang tulus, sederhana menghibur di saat susah dan memberikan nasihat kepada ksatria atau majikan mereka. Sering memberikan solusi dengan jenaka dan tidak menyinggung perasaan, sehingga orang yang diberi nasihat tidak merasa bahwa itu adalah sebuah kritikan.

Punakawan adalah produk asli dari budaya Indonesia. Jika mencari tokoh Punakawan dalam naskah Mahabarata yang berasal dari India, maka Punakawan tidak akan di temukan. Punakawan ialah tokh pewayangan yang di ciptakan oleh seorang pujangga Jawa. Slamet Mulyana menyatakan bahwa Punakawan pertama kali muncul dalam karya sastra Gatotkacasraya karangan Empu Panuluh pada zaman kerajaan Kediri.

Sangat penting bagi generasi muda untuk mempelajari bagaimana sosok Punakawan ini menjalani kehidupan. Karena sangan banyak sekai pelajaran yang dapat di ambil dari tokoh tokoh Punakawan ini. Berikut ialah beberapa penjelasan tentang tokoh-tokoh Punakawan.

 Semar

Semar bentuknya samar-samar dan mukanya pucat. Karakter yang disimbolkan oleh wujud semar adalah kesederhanaan, kejujuran, mengasihi sesama, rendah hati, tidak terlalu bersedih ketika mengalami kesulitan, dan tidak terlalu senang ketika mengalami kebahagiaan (Achmad, 2012).  Kesederhanaan sangat sulit ditemui di masa sekarang, banyak orang hidup tujuan utamanya adalah material, makin banyak material yang didapatkan atau makin kaya maka makin merasa hidupnya sukses dan bahagia. Namun ukuran kebahagiaan tidak selalu ditentukan oleh materi, kesederhanaan dalam menjalani hidup lebih diutamakan. Dengan kesederhanaan kita bisa merasakan berbagi dengan orang lain, kita bisa merasakan nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita, dengan kesederhanaan mampu membuat kita tidak hidup selalu dengan tuntutan harus lebih dari yang sekarang didapatkan secara materi dan tidak berat meninggalkan materi dunia ketika tiba waktunya meninggal (Yuwanto, 2012).

Nala Gareng

Nala gareng merupakan tokoh punakawan yang memiliki ketidaklengkapan bagian tubuh. Nala gareng mengalami cacat kaki, cacat tangan, dan mata. Karakter yang disimbolkan adalah cacat kaki menggambarkan manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tangan yang cacat menggambarkan manusia bisa berusaha tetapi Tuhan yang menentukan hasil akhirnya. Mata yang cacat menunjukkan manusia harus memahami realitas kehidupan (Achmad, 2012). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Nala Gareng menyimbolkan karakter hidup prihatin dalam menjalani kehidupan baik senang maupun duka, dan selalu berhati-hati dalam berperilaku.

Petruk Kanthong Bolong

Tokoh petruk digambarkan dengan bentuk panjang yang menyimbolkan pemikiran harus panjang. Nama Kanthong Bolong menunjukkan kesabaran yang dalam (Achmad, 2012). Dalam menjalani hidup manusia harus berpikir panjang (tidak grusa-grusu) dan sabar. Bila tidak berpikir panjang, biasanya akan mengalami penyesalan di akhir. Konsep psikologi kognitif menjelaskan bahwa saat mengalami masalah, manusia akan membuat suatu keputusan untuk penyelesaian masalah. Saat berpikir panjang digambarkan dengan membuat berbagai alternatif penyelesaian masalah dengan perhitungan kelebihan dan kekurangannya. Dengan adanya alternatif penyelesaian masalah manusia bisa mengambil keputusan yang tepat (Yuwanto, 2012). Sabar, menggambarkan penerimaan terhadap apa yang sudah digariskan Tuhan setelah manusia berusaha, bukan hanya sekadar pasrah menerima tanpa usaha. Istilah jawa nerimo ing pandum sering diartikan bahwa pasrah menerima tanpa usaha. Arti ini keliru, nerimo ing pandum artinya menerima apapun hasil dari usaha yang telah dilakukan karena manusia hanya bisa berusaha dan berdoa tetapi Tuhan yang menentukan akhirnya.

Bagong

Bentuknya mirip semar tetapi hitam gelap sehingga disebut sebagai bayangan semar. Karakter yang disimbolkan dari bentuk bagong adalah manusia harus sederhana, sabar, dan tidak terlalu kagum pada kehidupan di dunia (Achmad, 2012). Makna mendalam dari karakter Bagong adalah tidak terlalu kagum dengan kehidupan dunia. Saat ini kehidupan manusia termasuk di Indonesia mulai bergeser dari kehidupan kolektivisme dan relationisme menjadi individualism yang sangat khas materialismenya. Kehidupan dunia dengan harta dan jabatan menjadi target utama yang harus dicapai. Karakter Bagong dapat menjadi model bahwa kehidupan dunia tidak abadi. Manusia harus selalu belajar dari bayangannya yang memiliki makna manusia harus selalu introspeksi diri dengan kekurangan atau kejelekan diri sendiri untuk memperbaiki perilaku yang lebih baik. Bukannya selalu melihat kejelekan orang lain tanpa melihat kekurangan diri sendiri sehingga diri menjadi sombong.

Pendidikan Indonesia yang saat ini telah berbasis CLIL yang harus mengintegrasikan pembelajaran dengan budaya daerah dapat di sisipkan pendidikan melalui tokoh Punakawan ini. Dengan memeladani sikap dan juga karakter dari setiap tokoh punakawan, maka dapat di pastikan generasi penerus bangsa akan memiliki karakter yang sangat kuat. Sehingga dapat bijak dalam segala hal terutama dalam memanfaatkan teknologi. Dan dapat mengantarkan Indonesia menjadi Negara yang mampu bersaing di dunia Internasional berbekal budaya lokal.

Kamis, 07 November 2019

Organisasi, Batu Loncatan Mahasiswa dalam Belajar Bermasyarakat


Mahasiswa merupakan status tertinggi yang di sandang oleh pelajar. Masyarakat saat ini berpandangan bahwa apabila seorang pelajar tidak melanjutkan studi hingga mahasiswa, merupakan sebuah kerugian. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang semakin komplek di era revolusi industri 4.0 ini. Masyarakat di tuntut untuk dapat berkontribusi penuh. Maka dari itu, pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mencapai hal tersebut.

Mahasiswa merupakan salah satu komponen terpenting yang ada di masyarakat. Terbukti dengan adanya revolusi meruntuhkan orde baru yang tidak terlepas dari peran mahasiswa. Mahasiswa sepakat turun ke jalan menyuarakan keluh kesah masyarakat. Mereka lebih pantas di sebut sebagai penyambung lidah rakyat daripada DPR.

Salah satu jalan yang dapat di tempuh untuk menjadi mahasiswa seperti itu ialah dengan aktif berorganisasi. Organisasi akan melatih mental serta ideologi. Sehingga dapat melatih untuk berpikir kritis. Lebih dari itu, aktif dalam berorganisasi, mahasiswa nantinya akan mendapat pengalaman untuk dunia kerja. “Bangku kuliah sebagai tempat untuk mencari ilmu sekaligus belajar berorganisasi, lalu apa yang akan dilakukan mahasiswa setelah selesai kuliah, ini harus di sadari oleh generasi muda agar mempersiapkan dirinya setelah keluar dari pekuliahan,” ungkap Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia, Tjiu Thomas Effendy.

Organisasi merupakan sarana untuk berlatih. Belajar memimpin setelah kuliah merupakan sebuah hal yang sangat telat. Maka dari itu waktu kuliah merupakan kesempatan besar untuk mengoptimalkan potensi untuk memperbanyak berlatih untuk bekal bermasyarakat.