Pages

Kamis, 21 Mei 2020

Parafrasa Puisi dan cerpen karyane Mas Anton


Parafrasa Puisi dan Cerpen karya Lesbianton
Oleh: Arizza Nanda Fadhilla
A.    Parafrasa Puisi menjadi Pantun
1.      Satu kata
Nampaklah indah bumi pertiwiku
Tak cukup tahu sekedar dari buku
Marilah bicara bersamaku
Kenali diriku jangan sekedar namaku
2.      Dibalik kejadian yang nyata
Rimbunnya hutan tak rupa lahan
Lahan di babat rakus di ganyam
Bila kau ingin mengingat Tuhan
Bukalah mata pandanglah alam
3.      Terlepas dari kesalahannya
Tak ada sukses tanpa terjal
Terjal perjalanan sebagai ukur
Wahai kalian manusia berakal
Sudahkan kalian semua bersyukur?
4.      Tuhan
Tiada nikmat yang tak semu
Melainkan nikmat terbesar dengan bertemu
Izinkan aku merasakan nikmat terbesar-Mu
Yaitu dapat bertemu dengan Dzat-Mu
5.      Tuhan
Tiada pohon tanpa akar
Tiada sampah tanpa lalat
Izinkan aku hidup liar
Tanpa aturan yang mengikat
6.      Tuhan
Saudagar datang hendaklah di jamu
Siapkan mangga beserta duku
Begitu banyak nikmat dari-Mu
Mana sisa yang kau berikan untukku
7.      Tuhan
Bahagia hanyalah bayangan
Bayangan indah yang menipu
Jika kerinduan jaraknya kematian
Cabut nyawaku, obati rinduku

B.     Parafrasa Cerpen menjadi Puisi
1.      Harian Budaya Blora
Pagi ini mentari tersenyum indah
Mengisyaratkan sebuah kabar gembira
Begitu juga langit seakan bernyanyi indah
Di iringi tarian dari gumpalan awan
Sungguh hari yang sangat bersahabat

Kendang mulai di pukul
Pinggul mulai di goyang
Suasana riuh penuh kesenangan

Akan tetapi sekejap awan hitam menutup hari itu
Langit-langit tak kuasa menumpahkan air matanya
Ya semua kecewa
Akan tetapi masih masih dapat kita sembunyikan luka
Bersama tangis ceria hari itu

2.      Dalang Nasional
Mimpi tak sekedar memejamkan mata, melihat keindahan yang semua terasa terbias oleh bayang senja,
atau mungkin seperti melihat di balik jendela dengan sebuah lensa yang tertutup embun dan menutup pandangan mata.
Pemandangan jauh di depannya terasa hangat dengan selimut lembayung sutra , dengan edelweis  meski tak ada setangkai bunga pun di sana, hanya rerumputan yang menari iringi nyanyian alam tanpa ada gerakan.
Tidak! Lebih dari itu, mimpi adalah sebuah skenario semesta
yang mengukir  tentang sebuah cerita tanpa ada dusta di dalamnya.
Mengajarkan membuka mata, keluar dari dekapan kabut yang membelenggu indahnya senja.
3.      Barungan Blora 1
Negeri Ini
Di tengah purnama ia bermimpi
Menjadi sebatang ranting tua yang mengering
Yang rapuh tiada yang menatap
Semuanya berpaling
Yang tak mampu bertahan di saat hujan
Yang tak berdaya di jatuhkan angin
Yang tak bisa menolak menjuak dirinya untuk bumi
Yang terbakar saat senja mulai menyapa
Hanya satu akar yang dapat menopang
“Keberagaman”
4.      Barungan Blora 2
Sungguh bahagia negeri ini
Walaupun lapar tetap tertawa
Menutupi air mata dengan topeng yang mengerikan
Menyembunyikan cerita di balik tawa bahagia

Ya inilah negeriku
Dengan berbagai keragamannya
Dengan topeng seram serta badut badutnya
Yang tidak dapat di tebak siapa di balik semuanya

Cerita mengerikan yang mengundang kebahagiaan sudah biasa terdengar
Bahkan dengan iringan music serta tari-tarian
Tidak ada luka yang benar benar luka di negeriku

Negeri yang kaya
Dan bahagia

5.      Barungan Blora 3
Banyak sekali atraksi serta spekulasi dari para penari negeri ini
Rakyat hanya bisa menonton sembari mengamati apa yang sebenarnya terjadi
Laki-laki perempuan semuanya berkerumun
Menanti apa lagi yang akan di suguhkan oleh para penari

Apakah akan ada tangis lagi?
Atau bahkan bukan sekedar tangis
Bisa jadi mereka jadi korban ketidak tahuan

Hahaha
Negeriku


6.      Kutemukan Keragaman dalam Sahabat di Pramuka
Mentari sore hangat menyinari
Menyambut mengajakku menari
Angin melambai menarikku berlari
Bukit bukit tersenyum manis sekali
Bercengkrama tubuhku dengan langit
Membuatku lupa apa itu rasa sakit
Tersenyum bibirku dengan awan
Membuatku lupa bagaimana ditinggalkan

Kaki-kaki ku menari beraturan
Diatas hijau permadani rerumputan
Bersamaan kedua mata kepejamkan
Tak kusangka kekasihku hadir dengan senyuman
Ikut menari menambah alunan
Tanganku tak kuasa memeluknya
Bibirku berkata ‘’aku jatuh cinta’’
‘’aku jatuh cinta’’ ‘’aku….jatuh cinta’’
Mataku terbuka,air mataku leleh dengan hebatnya
Butir kelapa ini membawa mimpi ke depan mata

0 komentar:

Posting Komentar