Ini
adalah hari pertama langit menumpahkan kesedihannya
Setelah
sekian lama dan sekian banyak ambisi juga nafsu membakar hijaunya permadani
pertiwi
Serta
derasnya banjir air mata yang masiih belum mampu melunakkan kobaran kebencian
yang merajalela
Entah
sampai berapa lama ini akan terus terjadi
Sekali?
Dua
kali?
Ataukah
mungkin setiap waktu hingga benar-benar hilang rasa sakit di muka bumi ini
Jauh
sebelum semua ini terjadi,
Langit
seperti inilah yang di tunggu kedatangannya
Yang
selalu memberikan kebahagiaan serta kehidupan
Menebarkan
tawa dan juga kegembiraan di antara kerinduan
Namun
apalah daya, kini tiada lagi tawa yang benar-benar tawa
Semuanya
kelam di tutupi awan mendung yang menjelma menjadi pembuat janji ulung dan tak
pernah bisa menepati
Jadilah
kini, tak dapat tertebak lagi
Kegundahan
apa, senyuman apa tawa apa dan tangis apa yang di rasakan langit
Langitku
hanya mampu mengirim pesan dengan perantara Hujan
0 komentar:
Posting Komentar