Pages

Jumat, 17 April 2020

Aku dan Dewa Malam

Dekap hangat angin mengiringi sapa lembut sang rembulan
Menemani keheningan di gulita malam
Membawa kembali beribu kenangan

Yang berhias indah di antara bintang-bintang



Namun, jiwa ini terasa di permainkan sayang

Oleh tipu daya sang dewa malam
Apakah memang benar? Kalau ini semua bukan sekedar permainan?

Terkadang aku mulai ragu dengan arah jalanku
Dimana semua orang telah keluar dari malam
Menuju sang surya yang amat cerah dan tampak menawan
Bukan hanya kelam, yang kejam dan hanya menjanjikan kebohongan

Sang dewa malam menyangkal, Dialah sang pemberi kepastian
Dialah cahaya yang sebenarnya, tak perlu lagi di ragukan
Harapan, impian serta segala bentuk keinginan akan datang
Berjalan beriringan bersama sang dewa malam

Hati ini menolak!
Ia melihat keluar, dengan cahaya yang lebih besar
Sumber segala kehidupan, yang mengabulkan segala keinginan serta pemberi beribu harapan
Tapi tidak terlihat, tidak mampu melihat dan tidak ada yang di lihat

Kembali perdebatan dengan sang dewa malam terus terjadi
Sampai sang mentari mengintip, terpingkal-pingkal menertawai
Merebutkan yang sebenarnya bukan milik mereka
Merebutkan sesuatu yang tidak ada

Ya, Mereka nampak terlihat bodoh dengan kepandaiannya

1 komentar:

biant-410-qdc mengatakan...

Masuk

Posting Komentar