Dekap hangat angin mengiringi sapa lembut sang rembulan
Menemani keheningan di gulita malam
Membawa kembali beribu kenangan
Yang berhias indah di antara bintang-bintang
Namun, jiwa ini terasa di permainkan sayang
Oleh tipu daya sang dewa malam
Apakah memang benar? Kalau ini semua bukan sekedar permainan?
Terkadang aku mulai ragu dengan arah jalanku
Dimana semua orang telah keluar dari malam
Menuju sang surya yang amat cerah dan tampak menawan
Bukan hanya kelam, yang kejam dan hanya menjanjikan kebohongan
Sang dewa malam menyangkal, Dialah sang pemberi kepastian
Dialah cahaya yang sebenarnya, tak perlu lagi di ragukan
Harapan, impian serta segala bentuk keinginan akan datang
Berjalan beriringan bersama sang dewa malam
Hati ini menolak!
Ia melihat keluar, dengan cahaya yang lebih besar
Sumber segala kehidupan, yang mengabulkan segala keinginan serta pemberi beribu harapan
Tapi tidak terlihat, tidak mampu melihat dan tidak ada yang di lihat
Kembali perdebatan dengan sang dewa malam terus terjadi
Sampai sang mentari mengintip, terpingkal-pingkal menertawai
Merebutkan yang sebenarnya bukan milik mereka
Merebutkan sesuatu yang tidak ada
Ya, Mereka nampak terlihat bodoh dengan kepandaiannya
1 komentar:
Masuk
Posting Komentar